Gula untuk Penderita Diabetes Mellitus
Jika Anda atau keluarga Anda menderita diabetes, Anda atau keluarga Anda harus membatasi konsumsi gula. Namun, kebiasaan makan dan minum yang manis-manis seringkali sulit dihilangkan, apalagi jika hal tersebut sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Bagi banyak orang, tradisi minum minuman manis rasanya sulit dihilangkan.
Untuk menyiasati diabetes dengan tetap mempertahankan konsumsi yang manis, banyak orang beralih dari gula alami ke gula buatan. Iklan yang gencar juga turut memengaruhi tingkat penerimaan gula rendah kalori tersebut di masyarakat. Namun, apakah produk sintetis tersebut aman?
Gula alami vs gula sintetis
Gula alami memiliki kadar nutrisi dan mengandung kalori hingga mencapai 4 kal/gram. Termasuk dalam jenis ini adalah gula yang terdapat pada buah-buahan, madu, sirop dan gula pasir/gula jawa. Rasa manis pada gula alami disebabkan oleh senyawa fruktosa, glukosa, sukrosa, xylitol dan gula alkohol (sorbitol dan manitol) yang ada di dalamnya. Konsumsi gula alami yang tidak dibatasi dapat membahayakan penderita diabetes karena meningkatkan kadar glukosa dalam darah.
Untuk mendapatkan rasa manis tanpa menambah kalori dan menaikkan glukosa darah, manusia telah menciptakan berbagai produk gula buatan (sintetis). Berikut adalah beberapa produk gula sintetis yang kini ada di pasaran: Sakarin, Siklamat, Aspartam, Sukralosa.
Semua pemanis buatan tersebut secara resmi dianggap “aman” karena mendapat izin diperdagangkan oleh badan pengawasan obat dan makanan. Namun, sejumlah ilmuwan di berbagai negara banyak menyuarakan dampak negatifnya terhadap kesehatan. Bagaimana pun, sebagai bahan kimia buatan yang tidak alami, mereka berpotensi menjadi racun bagi tubuh. Anda harus membatasi konsumsinya.
Walaupun begitu, Anda sebaiknya tetap memilih gula alami, namun dengan disiplin diet yang baik. Penderita diabetes tidak harus menghindari gula. Yang perlu dilakukan adalah mengendalikan konsumsinya agar kadar glukosa darah tidak melonjak hingga di atas normal.
Bagaimana dengan gula buah?
Gula buah atau fruktosa merupakan jenis gula yang mudah larut dalam air. Banyak ditemukan dalam buah dan madu. Beberapa penelitian sempat menyebutkan kalau gula ini tidak aman dikonsumsi penderita diabetes. Namun penelitian baru menyebutkan fruktosa aman dikonsumsi.
Penelitian yang dilakukan di St. Michael’s Hospital, menemukan bahwa penderita diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2 dapat dikontrol gula darahnya meskipun mengkonsumsi fruktosa. Selain itu tekanan darah, kolesterol dan berat badan responden juga bisa dikendalikan.
Responden yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 209 orang, dikelompokkan berdasarkan usia remaja dan orang tua. Masing-masing responden diberikan fruktosa setiap hari selama 12 minggu. Gula buah yang diberikan berasal dari madu, buah dan sayuran.
“Fruktosa yang dikonsumsi tidak berlebihan atau dalam jumlah yang cukup, namun anggapan negatif pada fruktosa masih terjadi.” ungkap Adrian Cozna, seorang asisten peneliti di St. Michael’s Hospital.
Selain itu, penelitian dari Universitas of Maryland Medical Center, menghubungkan minum minuman manis dengan peningkatan resiko hipertensi. Hasilnya tidak ada hubungan antara fruktosa dengan kenaikan tekanan darah.
Namun peneliti menemukan responden yang banyak makan buah dinyatakan memiliki resiko hipertensi. “Mungkin Anda akan berfikir kalau fruktosa adalah penyebabnya dan memilih untuk banyak makan apel yang juga dapat meningkatkan resiko hipertensi.” ujar Dr. Lisa Cohen Reuters, seorang peneliti.
Para peneliti juga mencatat hasil studi dan menyarankan penderita kanker harus mengurangi asupan fruktosa. Karena sel-sel kanker dapat berkembang biak jika mengkonsumsi gula buah. Dalam penelitian Mayo Clinic juga ditemukan, kebanyakan wanita di Amerika Serikat mendapatkan tambahan kalori dari gula tambahan kurang dari 100 kalori, sedangkan untuk pria sekitar 150 kalori perhari.
Sumber:
http://majalahkesehatan.com/gula-bagi-penderita-diabetes/
http://food.detik.com/read/2012/06/25/145735/1950137/900/gula-buah-aman-untuk-penderita-diabetes